Merasa masakan kurang "nendang" tanpa sambal? Ingin selalu punya stok cabai segar tanpa harus bolak-balik ke pasar? Menanam cabai sendiri di rumah adalah solusinya! Mungkin Anda berpikir butuh lahan luas, padahal dengan pot atau polybag, balkon atau halaman sempit pun bisa jadi kebun cabai mini yang produktif. Prosesnya tidak serumit yang dibayangkan, bahkan untuk Anda yang sama sekali belum pernah berkebun. Artikel ini akan menjadi panduan menanam cabai dalam pot terlengkap yang memandu Anda langkah demi langkah, dari memilih benih hingga menikmati hasil panen pertama yang pedas dan membanggakan.
Persiapan Awal: Fondasi Kebun Cabai Anda
Langkah persiapan adalah kunci utama yang menentukan 90% keberhasilan Anda dalam menanam cabai. Mengabaikan tahap ini sama saja seperti membangun rumah tanpa fondasi yang kokoh. Banyak pemula yang gagal karena terburu-buru menanam tanpa persiapan matang, akhirnya tanaman menjadi kerdil, mudah terserang penyakit, atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Dengan meluangkan sedikit waktu di awal, Anda akan menghemat banyak tenaga dan kekecewaan di kemudian hari.
Persiapan yang baik mencakup tiga elemen utama: pemilihan jenis cabai yang sesuai dengan selera dan kondisi lingkungan Anda, pemilihan pot yang tepat untuk pertumbuhan akar yang maksimal, serta peracikan media tanam yang gembur dan kaya nutrisi. Setiap elemen ini saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Anggaplah ini sebagai investasi awal untuk memastikan tanaman cabai Anda tumbuh sehat, subur, dan menghasilkan panen yang melimpah.
Jangan khawatir, semua proses ini sangat mudah dilakukan. Anda tidak memerlukan peralatan canggih atau keahlian khusus. Dengan panduan yang tepat, Anda bisa menyiapkan semua kebutuhan ini dalam waktu singkat. Mari kita bedah satu per satu setiap elemen persiapan ini agar Anda lebih percaya diri untuk memulai petualangan berkebun Anda.
Memilih Jenis Cabai yang Tepat
Sebelum membeli benih, penting untuk mengetahui jenis cabai apa yang ingin Anda tanam. Setiap varietas memiliki tingkat kepedasan, ukuran buah, masa panen, dan ketahanan terhadap lingkungan yang berbeda. Untuk pemula yang menanam dalam pot, disarankan memilih varietas yang cenderung genjah (cepat berbuah) dan memiliki postur tanaman yang tidak terlalu tinggi, sehingga lebih mudah dikelola dalam ruang terbatas.
Beberapa jenis cabai yang populer dan sangat cocok ditanam dalam pot di iklim Indonesia antara lain:
<strong>Cabai Rawit:</strong> Sangat populer, kecil-kecil tapi pedasnya luar biasa. Ada berbagai jenis seperti Rawit Hijau, Rawit Putih (Cengek), atau Rawit Setan (Devil's Chili*) yang super pedas. Tanaman ini relatif bandel dan produktif.
- Cabai Keriting: Memiliki bentuk panjang dan keriting dengan rasa pedas yang pas untuk sambal dan masakan sehari-hari. Tanaman ini butuh sedikit lebih banyak perhatian pada penopang (ajir) karena batangnya yang lebih tinggi.
- Cabai Besar: Seperti Cabai Merah Besar (TW) atau Cabai Hijau Besar. Rasa pedasnya lebih ringan, sering digunakan sebagai bumbu dasar atau hiasan masakan. Ukuran buah yang besar memberikan kepuasan tersendiri saat panen.
<strong>Cabai Hias:</strong> SepertiBolivian RainbowatauBlack Pearl*, memiliki warna-warni yang cantik dan bisa dimakan. Sangat cocok untuk Anda yang ingin fungsi estetika sekaligus konsumsi.
Menyiapkan Pot dan Media Tanam Ideal
Pot adalah "rumah" bagi tanaman cabai Anda, sedangkan media tanam adalah "dapur" yang menyediakan nutrisi. Keduanya harus ideal. Untuk pot, pilih yang memiliki diameter minimal 30-40 cm. Ukuran ini memberikan ruang yang cukup bagi akar untuk berkembang. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang banyak di bagian bawah. Lubang ini krusial untuk mencegah air menggenang yang dapat menyebabkan busuk akar, salah satu penyebab kematian tanaman cabai yang paling umum. Anda bisa menggunakan pot plastik, pot tanah liat (terracotta), atau polybag berukuran besar.
Campurkan semua bahan tersebut hingga merata. Media tanam yang baik akan terasa ringan dan tidak menggumpal saat digenggam. Isikan media tanam ke dalam pot hingga sekitar 5-7 cm di bawah bibir pot, sisakan ruang untuk penyiraman.
Proses Penyemaian dan Penanaman Bibit
Setelah semua persiapan selesai, saatnya memulai proses paling menarik: menumbuhkan kehidupan dari sebutir benih. Untuk tanaman cabai, metode terbaik adalah melalui penyemaian terlebih dahulu di wadah terpisah, baru kemudian memindahkannya ke pot utama saat bibit sudah cukup kuat. Proses ini disebut pindah tanam atau transplanting. Metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan menanam benih langsung di pot besar.
Penyemaian memungkinkan kita untuk menyeleksi bibit-bibit terbaik dan memberikan perawatan intensif pada fase paling rentan. Bayangkan merawat bayi di dalam boks khusus sebelum ia cukup kuat untuk bermain di halaman. Dengan menyemai di wadah kecil seperti tray semai, kita bisa lebih mudah mengontrol kelembapan, suhu, dan melindunginya dari hujan lebat atau hama.
Proses dari benih hingga menjadi bibit yang siap pindah tanam biasanya memakan waktu sekitar 3-4 minggu. Selama periode ini, kesabaran Anda akan diuji. Namun, melihat kecambah pertama yang muncul dari dalam tanah adalah salah satu momen paling membahagiakan bagi seorang pekebun.
Langkah-langkah Penyemaian Benih
Penyemaian adalah seni menumbuhkan benih menjadi bibit. Ikuti langkah-langkah ini untuk memastikan tingkat perkecambahan yang tinggi. Pertama, seleksi benih dengan merendamnya dalam air hangat selama 2-4 jam. Buang benih yang mengapung karena kemungkinan besar kosong atau kopong. Benih yang tenggelam memiliki kualitas yang lebih baik.
Setelah direndam, siapkan wadah semai. Anda bisa menggunakan tray semai khusus, gelas plastik bekas yang sudah dilubangi bawahnya, atau wadah apa pun yang tidak terlalu besar. Isi wadah dengan media semai, yang bisa berupa campuran tanah dan kompos halus (1:1).
- Lembapkan Media: Siram media semai hingga basah merata, tapi tidak becek.
- Tanam Benih: Buat lubang sedalam 0.5 – 1 cm. Letakkan 1-2 benih per lubang, lalu tutup tipis dengan media semai. Jangan menanam terlalu dalam karena akan menyulitkan kecambah untuk menembus ke permukaan.
- Jaga Kelembapan: Semprot permukaan media dengan sprayer untuk menjaga kelembapan. Tutup wadah semai dengan plastik bening atau letakkan di tempat teduh untuk menciptakan efek rumah kaca mini yang hangat dan lembap.
- Tunggu dan Sabar: Letakkan di tempat yang hangat dan tidak terkena sinar matahari langsung. Benih cabai biasanya akan berkecambah dalam 7-14 hari. Setelah kecambah muncul, buka penutup plastik dan kenalkan pada sinar matahari pagi secara bertahap.
Pindah Tanam (Transplanting) ke Pot Utama
Bibit cabai siap dipindahkan ke pot utama yang lebih besar ketika sudah memiliki minimal 4-5 daun sejati (daun yang muncul setelah dua daun pertama/daun kotiledon). Biasanya ini terjadi pada usia 25-30 hari setelah semai. Waktu terbaik untuk melakukan pindah tanam adalah pada sore hari untuk mengurangi stres pada tanaman akibat sengatan matahari.
Proses pemindahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar akar tidak rusak. Kerusakan akar bisa menyebabkan tanaman stres, layu, bahkan mati. Siram media semai terlebih dahulu agar gumpalan tanah dan akar mudah diangkat.
- Siapkan Lubang Tanam: Buat lubang di tengah media tanam pada pot utama, sesuaikan ukurannya dengan gumpalan akar bibit.
- Angkat Bibit: Congkel bibit dari wadah semai secara perlahan beserta media tanam yang menempel di akarnya. Usahakan jangan sampai bola akarnya pecah.
- Tanam Bibit: Letakkan bibit di lubang yang sudah disiapkan. Pastikan posisi tanam sama dalamnya seperti di wadah semai, jangan terlalu dalam atau dangkal.
- Timbun dan Padatkan: Timbun kembali dengan media tanam di sekelilingnya. Tekan-tekan tanah secara perlahan agar bibit berdiri kokoh.
- Siram Merata: Segera siram tanaman dengan air secukupnya hingga media tanam basah. Letakkan pot di tempat teduh selama 2-3 hari untuk proses adaptasi sebelum dikenalkan kembali ke sinar matahari penuh.
Perawatan Harian Tanaman Cabai dalam Pot
Selamat! Anda telah berhasil melewati fase kritis penanaman. Namun, pekerjaan belum selesai. Merawat tanaman cabai dalam pot ibarat memelihara hewan peliharaan; ia membutuhkan perhatian dan kasih sayang setiap hari. Konsistensi dalam perawatan adalah faktor penentu apakah tanaman Anda akan tumbuh subur dan berbuah lebat atau hanya sekadar bertahan hidup.
Perawatan harian tidaklah rumit, hanya membutuhkan sedikit observasi. Cukup luangkan 5-10 menit setiap pagi atau sore untuk "mengunjungi" tanaman Anda. Periksa kondisi daun, batang, dan permukaan media tanam. Apakah tanahnya kering? Apakah ada daun yang menguning? Apakah ada serangga kecil yang bersembunyi di bawah daun? Deteksi dini masalah akan membuat penanganannya jauh lebih mudah.
Ingatlah bahwa lingkungan tanam dalam pot sangat terbatas. Tanaman sepenuhnya bergantung pada Anda untuk mendapatkan air, nutrisi, dan sinar matahari yang cukup. Kebutuhan ini harus dipenuhi secara rutin. Dengan perawatan yang tepat, tanaman cabai Anda akan tumbuh dengan pesat, mulai berbunga, dan akhirnya memberikan Anda hadiah berupa buah cabai segar yang siap dipetik.
Teknik Penyiraman yang Benar
Kesalahan paling umum yang dilakukan pemula adalah penyiraman. Baik kelebihan air (overwatering) maupun kekurangan air (underwatering) sama-sama berakibat fatal. Kunci penyiraman yang benar adalah konsistensi dan observasi, bukan jadwal yang kaku. Jangan berpatokan "siram setiap hari", karena kebutuhan air tergantung pada cuaca, ukuran pot, dan tingkat pertumbuhan tanaman.
Cara terbaik untuk menentukan kapan harus menyiram adalah dengan tes jari. Masukkan jari telunjuk Anda ke dalam media tanam sedalam 2-3 cm. Jika terasa kering, maka saatnya menyiram. Jika masih terasa lembap, tunda penyiraman. Lakukan penyiraman di pagi hari (sebelum jam 9) atau sore hari (setelah jam 4). Menyiram di pagi hari lebih dianjurkan karena air akan terserap dengan baik sebelum matahari terik dan mengurangi risiko penguapan serta jamur. Siram langsung ke media tanam di sekitar pangkal batang, hindari membasahi daun dan bunga secara berlebihan untuk mencegah penyakit jamur. Siram hingga air keluar dari lubang drainase di bawah pot, ini memastikan seluruh bagian akar mendapatkan air.
Kebutuhan Sinar Matahari
Cabai adalah tanaman tropis yang sangat menyukai sinar matahari. Untuk dapat berfotosintesis secara optimal, berbunga, dan berbuah lebat, tanaman cabai membutuhkan paparan sinar matahari langsung minimal 6 hingga 8 jam setiap hari. Kurang dari itu, tanaman mungkin masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya akan lambat, batangnya kurus dan tinggi (etiolasi), serta sulit untuk berbuah.
Letakkan pot cabai Anda di lokasi yang paling banyak menerima sinar matahari di rumah Anda, seperti balkon sisi timur atau barat, teras terbuka, atau di dekat jendela besar yang tidak terhalang. Jika Anda tinggal di apartemen dengan pencahayaan terbatas, putar posisi pot setiap beberapa hari agar semua sisi tanaman mendapatkan cahaya yang merata. Jika sinar matahari benar-benar menjadi kendala, Anda bisa mempertimbangkan penggunaan lampu tanam atau grow light sebagai suplemen pencahayaan buatan.
Pemupukan dan Pengendalian Hama & Penyakit
Menanam di pot berarti sumber nutrisi sangat terbatas pada media tanam yang kita berikan. Seiring waktu, nutrisi tersebut akan habis diserap oleh tanaman. Oleh karena itu, pemupukan lanjutan menjadi wajib hukumnya. Pemupukan adalah proses "memberi makan" tanaman Anda agar ia memiliki energi yang cukup untuk tumbuh besar (fase vegetatif) dan menghasilkan bunga serta buah (fase generatif).
Selain nutrisi, tantangan lain dalam berkebun adalah serangan hama dan penyakit. Tanaman yang sehat dan tercukupi nutrisinya cenderung lebih tahan terhadap serangan. Namun, langkah-langkah pencegahan dan penanganan dini tetap diperlukan. Untuk skala rumahan, sangat disarankan menggunakan metode pengendalian yang organik dan ramah lingkungan, menghindari penggunaan pestisida kimia yang berbahaya.
Mengelola nutrisi dan hama adalah bagian dari seni berkebun. Dengan pemahaman yang benar, Anda dapat menjaga tanaman cabai tetap sehat dan produktif sepanjang siklus hidupnya, memastikan panen yang berkelanjutan dan aman untuk dikonsumsi keluarga.
Jadwal dan Jenis Pupuk yang Tepat
Pemupukan cabai dibagi menjadi dua fase utama. Fase Vegetatif (setelah pindah tanam hingga sebelum berbunga), tanaman membutuhkan lebih banyak unsur Nitrogen (N) untuk pertumbuhan daun dan batang yang rimbun. Fase Generatif (saat mulai berbunga dan berbuah), tanaman membutuhkan lebih banyak unsur Fosfor (P) untuk merangsang pembungaan dan Kalium (K) untuk pengisian buah.
Anda bisa menggunakan pupuk organik cair (POC), kompos, atau pupuk NPK Mutiara 16-16-16. Pupuk NPK adalah pupuk kimia, namun penggunaannya yang bijak (dosis rendah) masih aman untuk skala rumahan. Pemupukan pertama dapat dilakukan sekitar 2 minggu setelah pindah tanam, saat tanaman sudah beradaptasi. Selalu siram tanaman terlebih dahulu sebelum memupuk untuk menghindari akar "terbakar".
Fase Pertumbuhan | Jenis Pupuk (Contoh) | Frekuensi | Dosis & Catatan |
---|---|---|---|
Vegetatif (2-8 Minggu Setelah Tanam) | Pupuk Organik Cair (POC) atau NPK Mutiara | 1-2 minggu sekali | POC: Sesuai anjuran kemasan. NPK: Cukup ½ sendok teh ditabur atau dilarutkan dalam 1 liter air. |
Generatif (Saat Mulai Berbunga) | Pupuk khusus buah (tinggi P & K) atau Gandasil B | 1-2 minggu sekali | Fokus pada pupuk yang merangsang bunga dan buah. Kurangi pupuk dengan kandungan Nitrogen (N) tinggi. |
Pemeliharaan Buah (Saat Buah Mulai Besar) | Pupuk Kalium (KCL) atau POC Buah | 2 minggu sekali | Kalium membantu meningkatkan bobot, rasa pedas, dan ketahanan buah. |
Mengatasi Hama dan Penyakit Umum
Hama yang paling sering menyerang tanaman cabai adalah kutu daun (aphids), tungau (mites), dan kutu kebul. Mereka biasanya bersembunyi di bawah daun dan mengisap cairan tanaman, menyebabkan daun menjadi keriting, kuning, dan kerdil. Penyakit yang umum adalah patek/antraknosa (bercak hitam pada buah) dan busuk akar (akibat penyiraman berlebih).
Untuk pengendalian organik, lakukan beberapa cara berikut:
- Inspeksi Rutin: Periksa bagian bawah daun secara berkala. Jika menemukan beberapa kutu, pites dengan jari atau semprot dengan air sabun cuci piring (beberapa tetes sabun dalam 1 liter air).
<strong>Pestisida Nabati:</strong> Buat semprotan dari ekstrak bawang putih atau daun mimba (neem oil*) yang ampuh untuk mengusir hama. Semprotkan pada sore hari.
- Perawatan Preventif: Jaga kebersihan di sekitar pot, buang daun-daun tua atau yang terinfeksi. Pastikan sirkulasi udara baik dengan tidak menempatkan pot terlalu rapat.
- Mengatasi Daun Keriting: Daun keriting seringkali disebabkan oleh virus yang dibawa oleh hama thrips. Jika sudah parah, pangkas dan musnahkan bagian yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran.
Panen dan Pasca-Panen Cabai
Inilah momen yang paling ditunggu-tunggu! Setelah berbulan-bulan merawat dengan penuh kesabaran, saatnya memetik hasil jerih payah Anda. Sensasi memetik cabai segar hasil kebun sendiri memberikan kepuasan yang tak ternilai. Memanen pada waktu yang tepat tidak hanya memberikan rasa dan kualitas terbaik, tetapi juga merangsang tanaman untuk terus memproduksi bunga dan buah baru.
Proses panen bukanlah akhir dari siklus. Ada teknik memetik yang benar agar tidak merusak tanaman, serta cara penyimpanan pasca-panen agar cabai yang melimpah tidak terbuang sia-sia. Dengan manajemen pasca-panen yang baik, Anda bisa menikmati stok cabai segar selama berminggu-minggu, atau bahkan mengolahnya menjadi produk lain yang lebih awet.
Kegiatan panen ini akan menjadi rutinitas yang menyenangkan. Tanaman cabai yang sehat bisa terus berproduksi selama berbulan-bulan, bahkan lebih dari setahun. Ini adalah bukti nyata bahwa usaha Anda dari persiapan hingga perawatan telah membuahkan hasil yang pedas dan membahagiakan.
Cara Memanen Cabai dengan Benar
Waktu panen cabai tergantung pada jenis dan preferensi Anda. Ada yang suka memanen saat masih hijau untuk lalapan, ada yang menunggu hingga merah sempurna untuk tingkat kepedasan maksimal. Ciri cabai siap panen adalah warnanya sudah cerah dan merata, serta teksturnya padat dan keras saat ditekan perlahan.
Gunakan alat bantu seperti gunting kecil atau pisau tajam untuk memetik cabai. Jangan menarik buah cabai langsung dengan tangan, karena ini berisiko merusak tangkai buah atau bahkan mematahkan cabang tanaman. Potong tangkai buahnya, sisakan sedikit tangkai pada buah. Pemetikan yang rapi akan merangsang tunas baru untuk tumbuh di ketiak daun dekat bekas potongan, yang nantinya akan menghasilkan bunga baru. Waktu terbaik untuk memanen adalah di pagi hari saat cuaca cerah, di mana buah masih segar dan kadar airnya optimal.
Tips Penyimpanan Agar Cabai Tahan Lama
Panen cabai dari satu pot saja terkadang bisa sangat melimpah. Agar tidak cepat busuk, ada beberapa cara penyimpanan yang bisa Anda terapkan. Pertama, pastikan cabai yang akan disimpan dalam kondisi kering dan tidak dicuci. Buang tangkainya, karena tangkai adalah bagian yang pertama kali membusuk dan bisa menyebar ke buah.
Untuk penyimpanan jangka pendek (1-2 minggu), masukkan cabai ke dalam wadah kedap udara yang sudah dialasi tisu atau kertas. Simpan di dalam kulkas di bagian rak sayur. Tisu berfungsi untuk menyerap kelembapan berlebih yang bisa menyebabkan cabai cepat layu. Untuk penyimpanan jangka panjang, Anda bisa melakukan beberapa metode:
<strong>Membekukan:</strong> Cuci bersih cabai lalu keringkan. Masukkan ke dalam plastikziplockdan simpan difreezer*. Cabai beku sangat cocok untuk langsung diolah menjadi sambal atau bumbu masak.
- Mengeringkan: Jemur cabai di bawah terik matahari hingga benar-benar kering, atau gunakan oven dengan suhu terendah. Cabai kering bisa disimpan dalam toples kedap udara selama berbulan-bulan.
- Mengolah: Cara terbaik menikmati hasil panen adalah dengan langsung mengolahnya menjadi sambal, saus, atau acar cabai.
—
Tanya Jawab (FAQ) Seputar Menanam Cabai
Q: Mengapa daun tanaman cabai saya menguning dan rontok?
A: Daun menguning bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab paling umum adalah penyiraman berlebih (overwatering) yang membuat akar kekurangan oksigen dan mulai membusuk. Bisa juga karena kekurangan nutrisi, terutama Nitrogen. Coba kurangi frekuensi penyiraman dan pastikan media tanam tidak tergenang, serta berikan pupuk daun atau pupuk kompos secara teratur.
Q: Bunga cabai saya banyak, tapi kenapa rontok dan tidak menjadi buah?
A: Kerontokan bunga adalah masalah umum yang bisa disebabkan oleh: stres lingkungan (suhu terlalu panas atau perubahan cuaca drastis), kekurangan air, atau ketidakseimbangan nutrisi (terlalu banyak Nitrogen dan kurang Fosfor/Kalium). Pastikan penyiraman konsisten, letakkan di lokasi yang tidak terlalu terik di siang hari, dan gunakan pupuk generatif (pupuk buah) saat tanaman mulai berbunga.
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari menanam benih hingga bisa panen?
A: Waktu panen sangat bervariasi tergantung jenis cabai dan kondisi perawatan. Secara umum, Anda bisa mulai memanen cabai rawit sekitar 75-90 hari setelah tanam (dari benih). Untuk cabai besar atau keriting mungkin sedikit lebih lama. Tanaman akan terus berbuah selama berbulan-bulan jika dirawat dengan baik.
Q: Apakah saya bisa menggunakan benih dari cabai yang saya beli di pasar?
A: Bisa, namun ada risikonya. Banyak cabai di pasaran merupakan varietas hibrida (F1). Jika Anda menanam benih dari buah hibrida, kemungkinan besar tanaman generasi kedua (F2) tidak akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya; bisa jadi buahnya lebih kecil, tidak sepedas, atau pertumbuhannya kurang baik. Untuk hasil yang lebih pasti, sangat disarankan menggunakan benih unggul dari toko pertanian yang sudah terjamin kualitasnya.
—
Kesimpulan
Menanam cabai dalam pot adalah kegiatan yang sangat bermanfaat dan memuaskan. Ini bukan hanya tentang mendapatkan cabai segar, tetapi juga tentang proses belajar, kesabaran, dan terhubung kembali dengan alam. Dengan mengikuti panduan menanam cabai dalam pot ini, mulai dari persiapan media tanam yang subur, penyemaian yang teliti, perawatan harian yang konsisten, hingga pemupukan dan pengendalian hama yang tepat, siapapun dapat berhasil menjadi "petani cabai" di rumah sendiri.
Kunci utamanya adalah persiapan yang matang dan observasi yang rutin. Jangan takut untuk mencoba dan belajar dari kesalahan. Setiap daun yang menguning atau hama yang muncul adalah pelajaran berharga. Pada akhirnya, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa bangga dan nikmat saat Anda memasak menggunakan cabai pedas yang dipetik langsung dari pot di halaman Anda. Selamat berkebun!
***
Ringkasan Artikel
Artikel ini merupakan panduan lengkap untuk menanam cabai di dalam pot, ditujukan bagi pemula. Prosesnya dibagi menjadi lima tahap utama. Pertama, persiapan, yang meliputi pemilihan jenis cabai (seperti rawit atau keriting), pemilihan pot berdiameter minimal 30 cm dengan drainase baik, dan pembuatan media tanam subur dari campuran tanah, kompos, dan sekam bakar.
Kedua, penyemaian dan penanaman, yang menyarankan untuk menyemai benih di wadah kecil terlebih dahulu. Setelah bibit memiliki 4-5 daun (sekitar 3-4 minggu), bibit dipindahkan dengan hati-hati ke pot utama. Ketiga, perawatan harian, yang menekankan pentingnya penyiraman yang benar (cek kelembapan tanah, jangan terjadwal kaku) dan memastikan tanaman mendapat sinar matahari penuh minimal 6-8 jam sehari.
Keempat, pemupukan dan pengendalian hama. Pemupukan dibagi menjadi fase vegetatif (butuh Nitrogen) dan generatif (butuh Fosfor & Kalium). Pengendalian hama disarankan menggunakan metode organik seperti pestisida nabati. Kelima, panen dan pasca-panen. Cabai dipanen menggunakan gunting saat warnanya cerah dan teksturnya padat. Untuk penyimpanan, cabai bisa dimasukkan ke kulkas, dibekukan, atau dikeringkan. Artikel ini juga dilengkapi dengan bagian FAQ untuk menjawab masalah umum seperti daun kuning dan bunga rontok.